Tatapan Penuh Cinta...

Pernahkah anda menatap orang-orang terdekat anda saat ia sedang tidur?

Kalau belum, cobalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur.

Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Seorang artis yang ketika di panggung begitu cantik dan gemerlap pun

bisa jadi akan tampak polos dan jauh berbeda jika ia sedang tidur.

Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur. Sadarilah, betapa badan yang dulu kekar dan gagah itu kini semakin tua dan ringkih, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya. Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah. Lihatlah ibu anda. Hmm...kulitnya mulai keriput dan tangan yang dulu halus membelai-belai tubuh bayi kita itu kini kasar karena tempaan hidup yang keras. Orang inilah yang tiap hari mengurus kebutuhan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan mengomeli kita semata- mata karena rasa kasih dan sayang, namun itu sering kita salah artikan.

Cobalah menatap wajah orang-orang tercinta itu... Ayah, Ibu, Suami,

Istri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya...

Rasakanlah sensasi yang timbul sesudahnya.

Rasakanlah energi cinta yang mengalir pelan-pelan saat menatap wajah

lugu yang terlelap itu.

Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa

banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk

kebahagiaan anda.

Pengorbanan yang kadang tertutupi oleh kesalah pahaman kecil yang entah kenapa selau saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu bisa tampak lagi

melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur.

Pengorbanan yang kadang melelahkan namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata... "betapa lelahnya aku hari ini".

Dan penyebab lelah itu? Untuk siapa dia berlelah-lelah? Tak lain adalah kita.

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, istri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak, dan sahabat yang telah melewatkan hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan keharuan seketika membuncah jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok hari mereka "orang-orang terkasih itu" tak lagi membuka matanya, selamanya//

LKMM '08

LKMM '08

LKMM FISIP UNTAG Surabaya '08

Villa Cemara, Pacet, Mojokerto- Kemarin (06/06) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fisip Untag Surabaya menyelenggarakan kegiatan yang bertajuk ”Latihan Kepemimpinan Manajemen Mahasiwa (LKMM ’08)” Fisip Untag Surabaya. Peserta kegiatan ini di dominasi oleh mahasiswa Tahun Akademik 2007/2008. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari berbagai rangkaian kegiatan Fakultas.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini (Jumad s.d. Minggu) berjalan dengan lancar. Materi dari kegiatan ini pun beragam antara lain: Manajemen Kepemimpinan Mahasiswa dan Konflik, Teknik Pembuatan Proposal dan Perencanaan Kerja, Team Work, Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban, Soft Skill, Pengambilan Keputusan, Retrorika dan Teori Diskusi.

Menurut Eka, selaku ketua pelaksana mengatakan, kegiatan ini bertujuan sebagai sarana mentransformasikan nilai-lai dan sistem lingkungan akademik dan memupuk kesadaran, kedewasaan serta kemandirian mahasiswa. Lanjut dia, kegiatan ini sebagai wadah kaderisasi dan penerus aktivitas organisasi kemahasiswaan serta untuk lebih meningkatkan kinerja BEM dan struktural dibawahnya yang lebih berkualitas, inovatif dan profesional, katanya.

Dalam sebuah sesi yakni materi pembuatan proposal, oleh panitia peserta kegiatan yang berjumlah 26 orang ini di bagi dalam dua lelompok. Dan di motori juga oleh panitia para peserta diberikan tugas membuat proposal (Proposal kegiatan) lengkap dengan nama kegiatan, latar belakang kegiatan, sampai pada anggaran dana. Peserta kemudian diberikan pemahaman: Bagaimana alur yang benar ketika mengajukan proposal kegiatan ke Fakultas; Bagaimana ketika harus berurusan dengan pihak sponsor dan sebagainya. Dalam sesi ini panitia berandai-andai; ada yang bertindak menjadi atau seabagai presiden BEM, PD III, Kemahasiswaan, Rekrot, Humas, BAU, dan Sponsorship.

”Saya sangat menyayangkan karena waktu kegiatan ini berlangsung singkat,” canda Felix, peserta LKMM ’08 ini sembari Tersenyum. (Lius Lima; 150600310)

PROPOSAL JURNALISTIK FOTO

BAB I

I. LATAR BELAKANG

Perkembangan dunia informasi dan komunikasi dewasa ini menuntut kecepatan dan keakuratan dalam menyajikan berita menjadi syarat utama bagi dunia pers yang terus berkembang. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka yang bekecimpung maupun yang bersiap untuk terjun ke dunia informasi khususnya media cetak. Ditengah persaingan media yang semakin ketat terutama dengan makin berkembangnya media elektronik seperti internet dan televisi, yang menyajikan berita suatu peristiwa saat itu juga kehadapan publik membuat para pelaku media cetak harus semakin jeli dan kreatif untuk mengimbangi media elektronik yang dalam menyampaikan suatu peristiwa

Di Indonesia, pertemuan dan perkembangan media begitu pesat sejak dibukanya kran kebebasan pers pasca pemerintahan orde baru. Situasi yang kondusif ini makin mendorong liberalisasi pers nasional. Disatu sisi berdampak positif dengan semakin terbukanya akses masyarakat terhadap informasi, namun disisi lain, dampak negatif dari kebebasan ini juga perlu diwaspadai seperti, terjadinya distorsi informasi pada masyarakat dan lebih jauh lagi berakibat pada terjadinya pemrosotan moral karena berubahnya nilai ataupun konflik yang tak terkendali.

Mahasiswa sebagai bagian dari masyarakat, tentunya tidak lepas dari perkembangan yang terjadi. Dengan menyadari dari pentingnya peran media dalam kehidupan terutama dalam menjaga, menyebarkan dan membentuk nilai – nilai yang menentukan arah gerak masyarakat. Media, disamping peranannya sebagai informasi juga berperan sebagai alat mendidik sekaligus pengontrol masyarakat.

Bertolak dari persoalan yang ada sebagai orang muda dan ujung tombak negara kami merasa betanggung jawab untuk turut berperan serta dalam upaya memenuhi kebutuhan adanya jurnalis yang memadai. (*)

II. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Untuk memberikan pembekalan dan pengetahuan dasar jurnalistik kepada peserta pelatihan

b. Tujuan Khusus

Meningkatkan kemampuan jurnalistik kepada peserta pelatihan

III. BENTUK KEGIATAN

Kegiatan ini dilaksanakan dengan model seminar dalam ruang kelas yang berisi tori – teori jurnalistik dan model praktik lapangan yang berisi kegiatan mencari, mengolah berita berdasarkan teori yang diberikan.

IV. TEMA

Tema dari kegiatan ini adalah “Peningkatan kemampuan dan pengetahuan dasar jurnal istik”

V. NAMA KEGIATAN

Nama kegiatan ini adalah “PELATIHAN DASAR JURNALISTIK”

VI. LOKASI KEGIATAN

Adapun lokasi dari kegiatan ini adalah bertempat di Gedung GRAHA WIDYA Universitas 17 Agustus 1945 (UNTAG) Surabaya, Jalan Semolowaru 45 Surabaya. Alasan kami memilih tempat tersebut adalah karena letaknya strategis serta mudah dijangkau dan sudah dikenal oleh masyarakat khususnya mahasiswa.

VII.WAKTU KEGIATAN

Waktu Kegiatan : Jumad s.d Minggu, 23 s.d 25 Mei 2008

Alasan kami memilih waktu pelaksanaan tersebut adalah karena pada hari ; bulan ini bertepatan dengan bulan Buku Nasional yang bertalian erat dengan dunia informasi, tulis - menulis atau jurnalistik.

VIII. PESERTA KEGIATAN

a) Peserta kegiatan pelatihan ini adalah Mahasiswa Baru tahun akademik 2007/2008

Fisip UNTAG Surabaya yang merupakan target utama yang berjumlah 50 orang

b) Bersifat terbuka bagi semua mahasiswa

IX. RENCANA ANGGARAN

Terlampir I

X. SUSUNAN ACARA

Terlampir II

XI. SUSUNAN PANITIA

Terlampir III

XII. SURAT - SURAT PERIJINAN, PEMINJAMAN ALAT DAN BARANG, KE

MANAN, PERMOHONAN ATAS KESEDIAAN PEMATERI / NARA SUMBER

Terlampir IV

XIII. PUBLIKASI DAN PROMOSI

1. Spanduk

Þ Pemasangan spanduk didepan gerbang Untag, Gedung GRAHA WIDYA Untag Surabaya, Fisip Untag Surabaya, depan parkiran Untag Surabaya, depan Kantor Pos Surabaya, masing-masing 1 buah

2. Pamflet

Þ Pemasangan pamflet di setiap majalah dinding Fakultas dan UKM Untag Surabaya, masing sebanyak 10 buah

Þ Pemasangan pamlet di UNAIR, AIRLANGGA, UBAYA, UNITOMO, dan PERBANAS, masing-masing 10 buah.

3. Baliho

Þ Pemasangan baliho di Jalan Semolowaru (perbatasan antara UNTAG dan UNITOMO) sebanyak 1 buah

4. Surat Undangan

Þ Pembagian surat undangan ke UNAIR, AIRLANGGA, UBAYA dan PERBANAS masing-masing 3 buah pada setiap fakultas.

XIV. Dokumentasi

Þ Bekerja sama dengan team dari Audio Visual (AVI) Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang telah bergabung dalam panitia untuk melakukan Dokumentasi (pengrekaman & pengambilan gambar atau foto) selama awal sampai akhir kegiatan.

XV. PENUTUP

Akhirnya besar harapan kami agar apa yang kami lakukan dalam pelatihan ini dapat bermanfaat bagi para peserta latihan. Semoga apa yang menjadi tujuan dari pelatihan ini dapat terwujud sesuai yang diharapkan. Mari bersama cerdaskan bangsa!!

SUSUNAN PANITIA

Pelindung : Bambang D.H

Penanggung jawab : Drs. M Abdullah S.sos

Sharing Comitte (SC) : John (Mantan Ketua Media Cetak Himakota)

Ketua pelaksana : Yandra R.P

Sekretaris : Virgilius L.Boli

Bendahara : Aggacitto T

Sie acara : Endra Ramadhan

Aggacitto

Cinta laura

Sie kebersihan : Yandra

Sie Humas : Teguh Vagetoz

Pramana

Sie akomodasi dan konsumsi : Ade Namnung

Sie pubdekdok : Ramadhan

Sie perlengkapan : Dewa

Pertiwi

Sie keamanan : Luis nasario

Sie kesehatan : Shireen Sungkar

Leonardo Guterez

CuTHe

CuTHe

PROPOSAL JURNALISTIK FOTO


I. Latar belakang

Orang yang bertugas mengabadikan foto untuk kemudian dikonsumsi oleh massa dalam media (cetak) adalah Fotografer. Foto adalah bagian yang sangat penting dan merupakan sistem dari jurnalistik foto. Gabungan antara kata/kalimat dan gambar dalam sebuah media cetak merupakan pengertian harafiah dari jurnalistik foto

Perkembangan media informasi dan komunikasi saat ini menuntut kecepatan dan keakuratan dalam penyampaian berita. Dalam menyajikan sebuah berita baik di media cetak atau elektronik, peran foto/gambar sangat penting. Dengan foto sebuah informasi dapat dengan mudah dikonsumsi atau dimengerti oleh massa. Foto sangat mendukung dalam menceritakan dan menjelaskan sebuah peristiwa serta mempunyai daya tarik yang luar biasa bagi massa dalam media. Dalam hal ini, tentunya foto-foto yang tidak merusak moral dan sesuai dengan etika jurnalis.

Sangatlah baik bagi mahasiswa untuk mengetahui proses secara langsung proses pembuatan berita di media cetak. Penataan komunikasi visual dengan komunikasi verbal.

Bertolak dari hal tersebut kami selaku mahasiswa yang saat ini sedang mempelajari; Mata Kuliah Jurnalistik Foto berencana melaksanakan kunjungan ke Surat Kabar; Jawa Pos.


"Mari Bersama Cerdaskan Bangsa"


II. Rencana kegiatan
Adapun rencana kegiatan kami antara lain:
Mengadakan kunjungan ke Surat kabar; Jawa Pos.

III. Tujuan kegiatan
Adapun tujuan dari kunjungan ini adalah:

1. Tujuan Umum
Untuk pengembangan sikap dan daya penalaran mahasiswa yang ber-orentasi pada pengembangan kreatifitas mahasiswa dalam jurnalistik foto

2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui secara langsung proses dalam jurnalistik foto antara lain:
a) Untuk mengetahui pembuatan berita surat kabar
b) Untuk mengetahui penataan komunikasi visual dan komunikasi verbal surat kabar
c) Untuk mengetahui proses editing; surat kabar

IV. Waktu dan Tempat Kunjungan

No Tempat Hari/Tanggal Pukul
01 Surat Kabar Jawa Pos
Jl Akhmad Yani 88 Surabaya


V. Jumlah Mahasiwa
Adapun jumlah mahasiswa yang mengikuti kunjungan ini adalah 20 orang.


VI. Lembar pengesahan
Terlampir

VII. Penutup
Demikian proposal ini kami buat. Atas segala perhatian, dukungan, dan kerjasama Bapak/Ibu kami ucapkan terima kasih.



Lampiran

LEMBAR PENGESAHAN

Surabaya, 29 Mei 2008




Hormat kami,
Koordinator Kunjungan



Virgilius Lima Boli Yandra R
Ketua Sekretaris


Mengetahui,
Fakutas Ilmu Sosial dan Politik
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya



Dra. Nunik Hendrawati Dra.Tri Yulianti,M.Si.
Dosen Pembimbing Kajur Komunikasi


Enam aturan untuk mengucapkan “Terima kasih”

Dua kata pendek ini, ”terima kasih,” bisa merupakan kata-kata ajaib dalam hubungan antarmanusia kalau digunakan secara benar. Camkanlah dalam pikiran enam aturan berikut ini. Semua aturan ini telah diuji dan dibuktikan kebenarannya.

1. Ucapan terima kasih harus tulus.

Katakanlah ini dengan sungguh-sungguh. Masukan perasaan dan kehidupan kedalamnya. Jangan biarkan ucapan terima kasih Anda kedengaran rutin, tetapi harus ”istimewa.”

2. Katakanlah—jangan menggumamkannya.

Katakanlah itu secara langsung. Jangan bertindak seakan-akan anda setengah malu karena anda mau bertetima kasih kepadanya.

3. Ucapkan terima kasih dengan menyebut namanya.

Personalisasikan ucapan terima kasih Anda dengan menyebutkan nama orang yang Anda beri ucapan terima kasih. Kalau ada beberapa orang dalam satu kelompok yang Anda beri ucapan terima kasih, jangan hanya memberikan ”terima kasih semuanya,” tetapi sebutkan nama mereka.

4. Lihatlah orang yang Anda beri ucapan terima kasih. Kalau dia layak menerima ucapan terima kasih Anda, maka dia pasti layak dilihat dan diperhatikan.

5. Berusahalah mengucapkan terima kasih pada orang lain.

Secara sadar dan dengan sengaja mulailah mencari hal-hal yang menyebabkan Anda bisa mengucapkan terima kasih kepada orang lain. Jangan hanya menunggu sampai hal itu terjadi terhadap Anda. Lakukanlah itu dengan sengaja sampai menjadi kebiasaan.

6. Ucapan terima kasih ketika orang lain tidak menduganya.

Ucapan ”terima kasih” bahkan lebih kuat ketika orang lain tidak mengharapkannya, atau merasa bahwa dia layak menerimanya. Pikirkanlah lagi sesuatu saat ketika Anda mendapat ucapan ”terima lasih” yang manis dari seseorang ketika tidak terpikirkan oleh Anda bahwa ucapan ”terima kasih” layak diberikan dan Anda akan tahu apa yang saya maksudkan.

Perjuangan baru dimulai

Seabad sudah kita bangkit dari keterpurukan akibat penjajahan. Nasionalisme mulai tumbuh seratus tahun yang lalu pada jiwa bangsa kita yang diawali dengan pendirian Budi Utomo (1908) oleh Empat Serangkai (dr. Soetomo, Suwardi Suryaningrat, dr. Tjipto Mangunkusumo, dr. Douwes Dekker). Budi Utomo merupakan pendobrak perjuangan bangsa yang bersifat intelektual. Perjuangan tanpa sejata api. Perjuangan melalui pemikiran-pemikiran cerdas yang dapat membuat ‘panas’ pihak penjajah.

Merdeka bukan berarti bebas dari keterpurukan. Hingga saat ini bangsa kita belum merasakan kesejahteraan secara penuh. Seratus kali memperingati kebangkitan nasional namun tidak sedikit pun kita bangkit menuju kesejahteraan. Demokrasi yang dijalankan di negeri ini belum sepenuhnya, malahan cenderung ketindakan anarkis.

Peringatan 100 tahun kebangkitan nasional disambut oleh kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang telah membuat bumi pertiwi bergejolak. Berbagai lapisan masyarakat melakukan unjuk rasa ’tolak’ kenaikan harga BBM. Demo merupakan hal yang biasa, pada negeri yang demokratis. Demo menjadi hal yang biasa dan merupakan ungkapan aspirasi, tapi menjadi ”luar biasa” ketika ungkapan aspirasi beruba menjadi luapan emosi. Tindakan anarkis yang terjadi hampir disetiap aksi unjuk rasa mencerminkan bangsa kita yang lebih mengggunakan otot dari pada otak. Merusak fasilitas-fasilitas umum/pemerintah adalah merusak apa yang sudah kita bangun sendiri.

Kenaikan BBM merupakan masalah kita bersama; mahasiswa dan masyarakat. Mahasiswa merupakan salah satu kekuatan pertahanan bangsa yang sangat berpengaruh. Segala perubahan di negeri ini, dari awal kemerdekaan hingga saat ini selalu dipelopori oleh mahasiswa.

Bangkitlah kembali semangat perjuangan dengan kritik tajam dan solusi cerdas demi menuju Indonesia yang maju dan sejahtera. Tanamkan dan tumbuhkan rasa nasionalisme dalam jiwa kita mulai dengan detik ini. Selamat Hari Kebangkitan Nasional (CnD)

Lius & Cindy

Lius & Cindy

[Keadilan yang tidak adil]

Adil berarti tidak membedakan, seimbang, tidak menyimpang, apa adanya. Keadilan merupakan keseimbangan antara hak dan kewajiban masing-masing pihak – perlakuan yang adil - saling menguntungkan. Kalau dari sisi kodrati keadilan merupakan bagian dari hidup setiap orang; suku - antar suku – daerah dan negara.

Sebelum membahas hal tersebut lebih jauh, saya mengawalinya dengan sebuah ceritra singkat.

Any adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Walaupun demikian Any tidak manja. Any mendapat perlakuan yang sama oleh kedua orang tuanya seperti saudara–saudaranya yang lain. Kedua orang tuanya sangat mencintai mereka dan tidak pilih kasih.

Penggalan cerita diatas, menggambarkan sosok orang tua yang bijak.

Negara yang paling kecil adalah keluarga. Kita bisa belajar melakukan dan berbuat adil mulai dari rumah.

Nah, lalu apa hubungan keadilan dan Persatuan?

Sudah menjadi rahasia umum, Indonesia saat ini terus dan mungkin tak akan pernah lepas dari fenomena-fenoma sosial, salah satunya adalah keadilan.

Otonomi daerah dan Keadilan

Sebagaimana yang tertulis dalam prinsip penyelenggaraan otonomi daerah (baca: otonomi daerah) yakni penyelenggaraan otonomi daerah harus selalu berorentasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan selalu memperhatikan kepentingan dan aspirasi yang tumbuh dari masyarakat. Selain itu penyelenggaraan otonomi daerah juga harus menjamin keserasian hubungan antar daerah untuk meningkatkan kesejahteraan bersama dan mencegah ketimpangan antar daerah. Otonomi daerah juga harus mampu menjamin hubungan yang serasi antar daerah dengan pemerintah, artinya harus mampu memelihara dan menjaga keutuhan wilayah Negara dan tetap tegaknya NKRI dalam rangka mewujudkan tujuan negara. Namun, melihat realita saat ini sangat bertetangan dengan pernyataan dari uraian di atas dan jauh dari kebenaran. Keadilan bagai sebuah ’mata rantai’ yang seenaknya diputar-balikan. Keadilan tidak lagi adil, keadilan saat ini menjadi seperti dizaman purba yang menjadikan manusia untuk selalu pasrah dengan pasal dan ayat-ayat hukum rimba. Seperti itulah yang sedang terjadi di negeri lumbung padi ini. Yang kuatlah yang menang. Persatuan bukan lagi menjadi kata emas (Golden Word) oleh bangsa Indonesia tetapi berubah menjadi kata ’Cemas’.

Semisal, saudara–saudara kita yang ada di Papua yang sudah muak dengan kebijakan pemerintah bahkan ingin memisahkan diri dari NKRI alias ingin mendirikan Negara Papua. Tanya kenapa? Bisa jadi, karena masyarakat Papua merasa tidak diperhatikan oleh pemerintah. Hak dan kewajiban mereka diabaikan. Freeport (perusahan pertambangan Amerika yang bermarkas di New York Orleans, berdiri sekitar tahun 1960-an), yang diharapkan menjamin kemakmuran rakyat Papua, malah membawa petaka. Dan yang terjadi adalah kemiskinan, pencemaran lingkungan (hutan, sungai, danau) oleh limba industri yang merupakan sumber kehidupan mereka sehari-hari. Mereka tidak menikmati hasil (Freeport) secara adil. Dan karena Ketidakadilan juga akhirnya rakyat Papua terpaksa harus menjadi peran utama dalam Insiden berdarah pada 16 maret 2007 yang berbuntut tewasnya tiga personil polisi dan satu anggota militer. Itu adalah salah contoh ketidakadilan. Masih banyak lagi daerah lain di negeri ini yang tidak diperhitungkan pemerintah.

Mungkin benar apa yang dikatakan oleh Ketua AMAN, Ashgar Ali Engineer. Ashgar mengatakan, dominasi kekuasaan dan sumber daya yang membuat ketidakadilan dan kemudian menjadi pemicu konflik dibanyak tempat. “Perdamaian dapat terwujud kalau ada keadilan,”(kompas, 16 nov 07).

Masih perlukah ’persatuan’ jika di Negara itu mempunyai kebijakan yang tidak adil? Apakah benar kebijakan pemerintah saat ini adalah Neoliberalisme dan sejenisnya yang lebih mengutamakan kepentingan pihak asing?

Dampak Neoliberalisme akan menghancurkan sendi-sendi ekonomi, sosial, dan politik bangsa. Pemerintah yang berkuasa saat ini harus bersikap tegas dan menentukan keberpihakan mutlak hanya untuk rakyat. Liuss Lima

Rabu, 03 September 2008

Tidak ada komentar: